The Road : The Tragedy Of One Ep 7 Part 3

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 7 Part 3, Cara pintas untuk menerima spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Jung Wook menepikan mobilnya di tepi jalan.

Lalu ia turun dan muntah-muntah.

Setelah itu, ia dihubungi oleh sang ibu. Dia kesal dan menentukan tak menjawab.

Usai sang ibu, giliran Se Ra yang menghubunginya.

Dia makin kesal dan tidak menjawab panggilan Se Ra.

Jung Wook lantas menyaksikan spanduk ‘Tempat Rongsokan Misung’ di depannya.

Hmmm… ternyata Jung Wook ada di daerah itu.

Maka Jung Wook bergegas masuk.

Tanpa ia sadar, Young Shin masih mematainya.

Jung Wook marah-marah sama pemilik daerah itu.

“Sial. Katakan di mana tempatnya! Aku mesti melihatnya sendiri!”

“Berapa kali mesti kukatakan? Sudah dihancurkan dan dibawa pergi ke sentra limbah!”

“Kau memberikannya terhadap polisi, bukan? Kau tahu siapa aku? Tidak ada yang menentang keluargaku dan hidup untuk membicarakannya! Jangan main-main mencari masalah!”

Jung Wook mencengkram kerah pemilik daerah itu.

Pemilik daerah itu melawan, dasar anak muda brengsek!

“Buktikan kau tidak menyerahkannya terhadap mereka! Sekarang!”

Lalu Young Shin tiba bareng Seok Hoon.

Jung Wook bilang Seok Hoon gak sanggup menangkapnya.

Jung Wook : Ini melanggar hukum. Kau punya bukti?

Seok Hoon lebih pintar. Dia memerintahkan Jung Wook menghembuskan napas.

Awalnya Jung Wook gak mau dan mengatai Seok Hoon aneh.

Seok Hoon : Kubilang hembuskan napas.

Jung Wook yang kesal, menghembuskan napas.

Jung Wook : Bagaimana? Seperti ini?

Dan Seok Hoon eksklusif mengarahkan alat pengetes kadar alkohol ke ekspresi Jung Wook begitu Jung Wook menghembuskan napas.

Seok Hoon : Ini buktinya.

Seok Hoon kemudian menyidik mata Jung Wook.

Seok Hoon : Mengemudi dalam kondisi mabuk dan kabur dari TKP. Kau sudah teler lagi?

Jung Wook : Aku mau pengacaraku.

Seok Hoon : Seo Jung Wook. Kau ditangkap lantaran pelanggaran kemudian lintas.

Young Shin lantas menjinjing Jung Wook pergi.

Se Ra kesal lantaran ponsel Jung Wook secara tiba-tiba gak aktif.

Se Ra : Kenapa pecundang itu tidak menjawab?

Sementara itu. Jung Wook di kendaraan beroda empat sama Young Shin.

Tangan Jung Wook diborgol.

Seok Hoon menanyai pemilik daerah Rongsokan Misung.

Dia bilang, Jung Wook yaitu tersangka utama dalam permasalahan penculikan.

“Kau dibayar untuk merusak kendaraan beroda empat yang mungkin digunakan untuk menculik.”

Pemilik daerah terdiam. Lalu tak usang kemudian, ia bilang perempuan paru baya tiba setelah tengah malam. Dan perempuan itu sungguh cantik.

Seok Hoon pun menjangkau ponselnya dan mencari postingan Kyung Sook yang ada foto Kyung Sook nya.

Setelah itu, ia menampilkan foto Kyung Sook ke pemilik daerah rongsokan.

“Ini orangnya?”

“Ya, benar dia.”

Gi Tae masih menyidik CCTV nya.

Moon Do kemudian tiba dan melaporkan bahwa Jung Wook berulah lagi hingga ditangkap polisi.

Gi Tae : Kita tidak sanggup membiarkan harga saham jatuh lagi. Hubungi kantor. Suruh mereka menghasilkan pengumuman publik. Dia bertindak sendiri. Grup tidak berhubungan dengan hal ini dan ia akan mendapatkan sanksi penuh.

Moon Do : Baik, Pak. Bagaimana dengan Direktur Bae?

Gi Tae : Masih perlu kita pikirkan. Awasi dia. Begitu meninggalkan lapangan, bola itu bukan lagi milik kita.

Moon Do : Baik, Pak.

Di layar tv yang terpasang di dinding gedung, ada info Jung Wook dengan judul ‘Skandal Lain Orang Kaya’.

Dilaporkan bahwa pewaris Jegang mengemudi di saat mabuk dan Jegang Group meminta sanksi tegas.

Eun Soo di taksi, masih berupaya menelepon Soo Hyun.

Dia risau lantaran Soo Hyun tak menjawab juga.

Dia lantas menelepon Seo Young.

Seo Young sendiri di kamar Jun Young.

Kamar Jun Young awut-awutan banget.

Sepertinya ia lagi mencari sesuatu.

Seo Young bilang ia tak sanggup hubungi Jang Ho dan minta nomor lain.

Lalu panggilan Eun Soo masuk dan Seo Young pun berkata pada pihak River kalau ia akan menelepon pihak River lagi nanti.

Seo Young lantas menjawab panggilan Eun Soo.

Seo Young : Kau niscaya sungguh gelisah. Kau eksklusif menelepon kembali.

Eun Soo : Kau tahu di mana Soo Hyun? Kau sudah mendengar kabar?

Seo Young : Apa maksudmu?

Dan Seo Young terkejut mendengar dari Eun Soo kalau Soo Hyun menghilang.

Eun Soo lantas tanya, apa Seo Young tahu sesuatu.

Seo Young kemudian merasa diatas angin. Dia bilang ia tak tahu apa-apa dan tidak mendengar apa-apa namun ia sanggup mencari tahu.

Eun Soo minta tolong.

Seo Young pun minta imbalan.

Eun Soo memahami dan meminta Seo Young secepatnya menghubunginya.

Yeo Jin di bar, sedang memperbaiki kalungnya yang dirusak Seo Young.

Tapi kemudian ia kesal dan menaruh kalung itu di atas meja.

Lantas ia mau menenggak minumannya namun tiba-tiba, ponselnya berbunyi dan ia eksklusif pergi dan meninggalkan kalungnya gitu aja di atas meja.

Yeo Jin ke toilet dan menegaskan tidak ada orang lain di sana.

Setelah itu, barulah ia menjawab ponselnya.

Sepertinya telepon dari Gi Tae, lantaran suaranya menyerupai bunyi Gi Tae.

Gi Tae : Satu bulan lagi kau akan bergabung di Gedung Biru.

Yeo Jin : Ya, terima kasih.

Gi Tae : Tidak akan ada duduk kendala hingga hari terakhirmu menjabat ketua, bukan?

Yeo Jin : Maaf saya bertanya, namun apa maksudmu dengan masalah?

Yeo Jin lantas memahami dan berkata tidak akan ada laporan lanjutan lagi di News Night.

Gi Tae : Kau sudah tentukan siapa penerusmu?

Yeo Jin : Aku masih memikirkannya.

Eun Soo mengunjungi Seo Young.

Eun Soo : Kau sudah tahu?

Seo Young : Kau niscaya terburu-buru. Berikan dulu yang kau janjikan.

Eun Soo : Beri tahu saya dahulu.

Seo Young : Bukankah sebaiknya kau mencari Soo Hyun dulu alih-alih mencampakkan waktumu dengan bertengkar?

Seo Young duduk di sofanya, layaknya bos.

Eun Soo pun terpaksa mengembalikan obat Seo Young.

Seo Young : Dia pergi ke psikiater hari ini. Dia juga diresepkan banyak obat. Salah satu dokter di sana erat denganku. Aku meminta rekaman kamera pengawasnya untuk menyidik ke mana ia pergi.

Eun Soo terkejut, kenapa saya tidak memikirkannya?

Seo Young : Kau tidak merasa ada yang janggal beberapa hari ini? Seseorang menyerupai Soo Hyun pingsan dan nyaris menghasilkan kesalahan di berita. Kau tidak merasa absurd soal itu? Kamu istrinya.

Eun Soo : Itu lantaran terlampau banyak bekerja. Tidak lebih, tidak kurang.

Seo Young : Mungkin saja kau tidak sadar lantaran konsentrasi terhadap hal lain. Sunbae mungkin menghasilkan pilihan buruk.

Eun Soo : Kenapa bicara menyerupai itu? Bagaimana kau sanggup mengatakannya semudah itu?

Seo Young : Karena begitulah ia di mataku dua hari terakhir ini. Kau percaya kamulah yang paling mengenal Soo Hyun, bukan? Jangan menyanjung dirimu sendiri. Aku lebih mengenalnya. Kami melakukan pekerjaan di tim yang serupa selama tujuh tahun. Aku mengalami banyak hal dibanding kau yang hidup bersamanya lebih dari 10 tahun.

Eun Soo : Aku mesti menyampaikan hal yang serupa kepadamu. Yang kau alami bukan apa-apa.

Seo Young tertawa, begitukah?

Seo Young lantas berdiri dan mendekati Eun Soo.

Seo Young : Kalau begitu, kau tahu ini? Mimpi jelek apa yang ia alami setiap malam?

Eun Soo : Apa?

Seo Young : Kau tahu menyerupai apa emosi Soo Hyun di saat menyaksikan Pimpinan Seo, ayahmu?

Eun Soo : Apa maksudmu?

Seo Young : Pertemuan pertama mereka bukan selaku mertua dan menantu. Kurasa kau bahkan tidak tahu itu.

Eun Soo : Aku tanya, apa maksudmu? Katamu kau yang paling mengenal Soo Hyun. Tanya saja sendiri. Itu pun kalau ia kembali.

Kesal, Eun Soo pun beranjak pergi.

Setelah Eun Soo pergi, Seo Young memandang catatan panggilan terakhirnya.

Ada 3 nama di catatan panggilan terakhirnya. Yakni, Eun Soo, Yeo Jin dan Soo Hyun.

Dan Seo Young pun menelepon Yeo Jin.

Yeo Jin di ruangannya, menimbang-nimbang kata-kata Gi Tae.

Gi Tae : Satu bulan lagi kau akan bergabung di Gedung Biru. Tidak akan ada duduk kendala hingga hari terakhirmu menjabat ketua, bukan?

Ponsel Yeo Jin berdering.

Yeo Jin menjawabnya dengan malas.

Yeo Jin : Pasti ada yang kau perlukan dariku. Kau meneleponku lebih singkat dari dugaanku.

Seo Young : Kau masih kesal?

Yeo Jin : Kapan kau pernah memedulikan perasaanku? Kau cuma meneleponku di saat memerlukan sesuatu.

Seo Young : Nanti kutelepon lagi. Kurasa kini belum waktunya.

Yeo Jin : Tidak, lupakan. Ada apa? Katakan.

Seo Young : Kau tahu di mana Soo Hyun?

Yeo Jin : Apa maksudnya?

Seo Young : Dia membangun jembatan di antara kita.

Sung Ja tengah mengobati lengan Anggota Dewan Hwang yang terserempet peluru.

Anggota Dewan Hwang sendiri lagi ngomong ama Yeo Jin di telepon.

Anggota Dewan Hwang : Jadi, maksudmu begitu Baek Soo Hyun tidak timbul untuk berita, saya mesti menyangkal pernyataan resmi perihal interogasi polisi itu dan menuntutnya atas pencemaran nama baik, bukan?

Yeo Jin : Ya. Jika kau melakukannya, saya akan menggunakannya selaku pembenaran untuk membesar-besarkannya dan secepatnya mengadakan rapat komite pendisiplinan.

Anggota Dewan Hwang : Bagaimana kalau ada masalah?

Yeo Jin : Astaga.

Anggota Dewan Hwang : Haruskah saya menanggung seluruhnya sendiri?

Yeo Jin : Pikirkan baik-baik. Meskipun ia tidak dieksekusi berat, tidak akan gampang baginya untuk melanjutkan laporan itu begitu komite selesai rapat. Selagi kita mengulur waktu, laporannya akan ditolak.

Anggota Dewan : Jadi, kesimpulannya, kau butuh proses, bukan?

Yeo Jin : Maksudku, ini saatnya kau memutuskan. Kesempatan menyerupai ini tidak akan tiba lagi.

Anggota Dewan Hwang : Bagaimana kalau berkas aslinya tiba-tiba muncul?

Yeo Jin : Bukankah sudah kubilang? Aku mengambil banyak asuransi.

Anggota Dewan Hwang : Salah satu asuransimu bukan berkas orisinil itu, bukan?

Yeo Jin : Mengecewakan. Setidaknya kau sanggup memercayaiku.

Anggota Dewan Hwang : Baiklah. Semoga Baek Soo Hyun tidak pernah timbul lagi.

Yeo Jin : Hubungi saya di saat kau siap.

Dua petugas mengambil barang2 yang ada di basement, ditemani Kyung Sook.

Setelah beres, mereka pergi.

Kyung Sook memandang lemari penyimpanan.

Lalu ia teringat kata-kata Sung Ja.

Sung Ja : Basemen itu terhubung ke gerbang belakang, bukan? Pada malam putra Bu Cha meninggal, banyak orang di sana hingga cukup larut.

Kyung Sook lantas menimbang-nimbang percakapannya dengan Sung Ja di ruangannya setelah mereka adu kemarin.

Kyung Sook : Langsung ke pada dasarnya saja. Berhentilah mencampuri urusan orang lain.

Kyung Sook memandang Sung Ja yang berdiri memandang lukisan.

Sung Ja kemudian berbalik dan mendekati Kyung Sook.

Sung Ja : Aku mengatakannya lantaran ini juga urusanku. Yayasan ini, maksudku.

Kyung Sook : Yayasan ini? Tentang pembersihan dana gelap itu? Kau ingin mengeksposnya?

Sung Ja : Ini sebabnya saya menyukaimu. Kau cepat tanggap.

Kyung Sook : Kenapa saya mesti melakukannya?

Sung Ja berlangsung ke belakang Kyung Sook.

Sung Ja : Kau tahu Pimpinan Seo sungguh peduli dengan kerabatnya, bukan? Apa pun perbuatannya, ia cuma akan mengambil hartanya, bukan nyawanya. Tapi bagaimana denganmu?

Sung Ja berbisik mengatakannya, menghasilkan Kyung Sook merinding seketika.

Sung Ja kemudian duduk di sebelah Kyung Sook.

Sung Ja : Hidup kita sungguh menyedihkan, bukan? Tapi di saat kita hidup, putramu dan suamiku juga sanggup hidup. Jadi, sadarlah.

Jung Wook di ruang interogasi, didampingi pengacaranya.

Seok Hoon mendekati Jung Wook. Dia menggebrak meja, bikin Jung Wook dan pengacaranya kaget.

Seok Hoon : Kau mabuk narkoba dan mengejarnya. Kau menabraknya dengan mobil, secara sengaja atau tidak, kemudian kau mungkin menelepon ibumu dan memohon bantuannya.

Lalu Seok Hoon mencengkram leher belakang Jung Wook.

Seok Hoon : Seseorang melihatmu mengemudikan kendaraan beroda empat itu, pemilik daerah rongsokan itu juga sudah bersaksi. Kau masih akan menyangkalnya?

Jung Wook tetap menyangkal. Dia bilang bukan dia.

Jung Wook : Aku bersumpah berkata jujur kali ini.

Pengacara Jung Wook menjajal membela Jung Wook.

Pengacara : Saksi yang melihatnya mengemudikan kendaraan beroda empat itu dikecualikan.

Seok Hoon : Kita mendapatkan kesaksian baru. Buatlah keputusan yang bijaksana. Sekarang, kau menjadi tersangka permasalahan penculikan itu. Tergantung seberapa kooperatifnya kau, sisa hidupmu akan berubah.

Lalu Seok Hoon menampilkan beberapa foto. Dua diantaranya, foto Se Ra dan jasad Jun Yeong.

Sontak lah menyaksikan jasad Jun Yeong, Jung Wook terpukul dan membalikkan foto itu.

Seok Hoon emosi. Dia mencengkram kerah Jung Wook.

Pengacara menjajal memisahkan mereka namun ikutan dicengkram Seok Hoon dengan sebelah tangannya.

Seok Hoon : Kasus pembunuhan anak berlainan dari permasalahan biasa. Akan kutunjukkan menyerupai apa perbedaannya.

Seok Hoon menghempaskan mereka berdua, kemudian beranjak pergi.

Jung Wook terdiam. Dia mulai takut.

Pengacara : Kau baik-baik saja?

Jung Wook mendengus kesal.

Nam Kyu di studio foto.

Tak usang kemudian, pemilik studio datang, menjinjing foto Jun Yeong.

“Aku tidak sanggup menelepon istrimu. Aku menelepon nomor lain yang ia tinggalkan. Aku turut berduka.”

“Aku tidak tahu putraku sanggup tersenyum secerah ini.”

Nam Kyu lantas menjinjing foto Jun Yeong yang sudah dikemas rapi. Awalnya, ia menaruh foto itu di bagasi nya. Tapi kemudian, ia mengambil foto Jun Yeong lagi dan menaruhnya di kursi depan disampingnya.

Nam Kyu masuk ke mobil.

Di mobil, ia memeluk foto Jun Yeong dan tangisnya pecah lagi.

Sekarang, Nam Kyu sudah di rumahnya. Dia menaruh foto Jun Yeong di erat jendela.

Tak usang kemudian, Seo Young datang. Dia sudah berpakaian rapi dan mau pergi.

Nam Kyu : Bukankah kita punya jadwal wawancara malam ini?

Seo Young : Ada hal mendesak, jadi, saya membatalkannya.

Nam Kyu : Seharusnya kau memberitahuku. Aku menangguhkan rapat penting di kantor.

Seo Young : Kita akan laksanakan banyak wawancara, jadi, bersiaplah.

Nam Kyu mulai kesal, kau pikir semua ini lucu? Apakah kau bahkan memikiran Jun Yeong?

Seo Young melawan, kenapa? Kau jijik lantaran saya cuma peduli perihal kesuksesanku?

Nam Kyu : Kau tahu? Aku bodoh kalau berharap kau merasa bersalah.

Seo Young : Kenapa saya mesti merasa bersalah padahal pelakunya orang lain!

Nam Kyu : Obat yang ia minum! Wadahnya!

Seo Young : Kau bahkan tidak pernah tertarik!

Nam Kyu : Jadi, apa yang ingin kau katakan?

Seo Young : Jangan main-main membuatku merasa bersalah cuma lantaran kau merasakannya.

Seo Young mulai beranjak ke pintu.

Nam Kyu : Aku…

Seo Young berhenti melangkah.

Nam Kyu : Aku senang di saat ia lahir. Saat memegang tangan kecilnya, saya tahu hidupku akan berubah. Aku bertekad untuk hidup secara berbeda. Itulah yang kupikirkan.

Mendengar itu, Seo Young tertawa. Lalu ia berbalik memandang Nam Kyu dan bertepuk tangan.

Seo Young : Apa ini? Monodrama? Jika kau tidak mau diwawancarai, lupakan saja. Aku bahkan tidak tahan menyaksikan setercela apa dirimu!

Nam Kyu pun lepas kontrol.

Dia mencekik Seo Young.

Nam Kyu : Kau tidak tahu apa-apa. Kautahu apa yang kulakukan setelah Jun Yeong meninggal? Bahkan di saat ia sekarat, aku…

Seo Young : Apa yang kau lakukan? Kautidur dengan perempuan muda? Itukah alasanmu bersikap menyerupai ini?

Mendengar itu, Nam Kyu melongo dan teringat malam itu di saat Jun Yeong meninggal.

Flashback…

Nam Kyu marah. Dia menghantam setir mobilnya berulang kali.

Hujan turun sungguh lebat.

Lalu Nam Kyu keluar dan membuka bagasinya.

Dia memandang ke dalam bagasi. Ntah apa yang dilihatnya.

Flashback end…

Nam Kyu karenanya melepaskan tangannya.

Seo Young terjatuh dan terbatuk-batuk.

Nam Kyu masih terdiam.

Tak lama, Seo Young berdiri dan beranjak pergi. Sebelum pergi, ia bilang akan pulang terlambat.

Setelah Seo Young pergi, Nam Kyu mendapatkan pesan dari seseorang.

“Kirimkan uangnya besok. Jika kau membaca ini, setidaknya balaslah”

Membaca pesan itu, Nam Kyu terduduk lemas dan menangis.

Gi Tae mematikan monitor CCTVnya sebelum ada yang memergokinya.

Setelah itu, ia memandang ke layar ponselnya yang menyala. Sebuah pesan gres masuk.

Lalu Moon Do datang.

Moon Do : Bapak memanggilku?

Gi Tae : Seorang teman dekat usang bangun dari kuburnya. Maksudku lelaki itu, Yoon Dong Pil.

Gi Tae pun menampilkan ponselnya, menampilkan pesan yang gres diterimanya.

Dalam pesan itu, Seok Pil mengaku ia memiliki berkas aslinya.

Seok Pil bahkan menampilkan foto berkas aslinya.

Seok Pil : Akan kuberi tahu secara eksklusif apa yang kuinginkan. Pilihlah daerah untuk bertemu. Aku punya rencana cadangan, jadi, tentukan kau tiba sendirian.

Gi Tae bilang ia tak sabar berjumpa Seok Pil.

Gi Tae : Kosongkan galeri.

Moon Do : Aku akan menyiapkannya, Pak.

Gi Tae : Aku sanggup melihatmu. Setelah monitor mati, saya sanggup menyaksikan kita berdua di layar gelap itu.

Moon Do pun memandang ke layar gelap monitor di depannya.

Dia terkejut menyaksikan ekspresinya.

Yeo Jin ke ruang siaran dan memerintahkan lainnya keluar.

Tinggal lah Jae Yeol dan Yeo Jin di sana.

Jae Yeol : Bu Kwon, kenapa kau kemari?

Yeo Jin : Kau tidak tahu di mana Soo Hyun, bukan?

Jae Yeol : Apa maksudmu?

Yeo Jin : Aku sudah tanya istrinya.

Jae Yeol : Aku percaya ia dalam perjalanan.

Yeo Jin : Astaga, yang benar saja. Aku tahu kau peduli dengan kolegamu, namun bukankah kau profesional. Kau akan membiarkannya mengacaukan beritanya?

Jae Yeol : Aku percaya ia akan datang. Tidak mungkin ia tidak datang. Soo Hyun seorang profesional.

Yeo Jin : Kau sanggup mengatakannya bahkan setelah kondisinya belakangan ini? Seo Young akan mengambil alih. Siapkan semuanya.

Jae Yeol : Apa maksudmu? Seseorang dari News Night mesti menggantikannya.

Yeo Jin : Kau mau siapa pun tahu kalau Soo Hyun tidak masuk kerja? Jika kita biarkan Seo Young mengambil alih, setidaknya orang tidak akan terlalu menimbang-nimbang ketiadaannya. Putra Pimpinan Seo ditangkap. Apa pun kecurigaan yang ada, kalau Cha Seo Young melaporkannya, bukankah kita akan menjadi program yang paling banyak ditonton? Jangan menyerupai amatir.

Yeo Jin pun keluar.

Bersama Moon Do, Gi Tae pergi ke galeri.

Eun Soo tiba di rumah dan kepikiran sama kata-kata Seo Young tadi.

Lantas Eun Soo pun menelepon ayahnya sambil nangis-nangis.

Gi Tae : Ada apa, Eun Soo?

Eun Soo : Bantu saya sekali lagi. Kumohon. Tolong cari Soo Hyun.

Gi Tae : Apa maksudmu?

Eun Soo : Produsernya menelepon. Dia tidak sanggup menelepon Soo Hyun. Tidak ada yang sanggup menghubunginya dan sudah nyaris waktunya berita. Semalam, ia tiba-tiba bilang kami mesti berlibur setelah selesai. Dia ingin beristirahat.

Gi Tae : Baiklah, Eun Soo. Cobalah untuk tenang.

Eun Soo : Dia tidak pernah menyampaikan hal menyerupai itu. Aku tidak tahu apa artinya. Aku tidak tahu Aku tidak tahu apa-apa. Tolong cari Soo Hyun untukku. Tolong aku.

Gi Tae : Baiklah. Ayah akan mencarinya. Saat menemukannya, Ayah akan meneleponmu lebih dulu Jangan laksanakan apa pun, ya?

Eun Soo : Baiklah. Ayah.

Tapi kemudian, Eun Soo berupaya mengonfirmasi kalau itu bukan perbuatan ayahnya.

Gi Tae terkejut dengan pertanyaan sang putri.

Gi Tae : Jangan terlalu khawatir. Soo Hyun tidak akan menghilang semudah itu. Dia akan kembali sebelum info dimulai.

Eun Soo : Baiklah, maafkan aku. Aku akan menunggu.

Setelah itu, Gi Tae menginformasikan Moon Do kalau Soo Hyun hilang.

Gi Tae : Sesuatu yang bermakna nyawanya? Tepat di saat berkas aslinya timbul Jika tidak sanggup ditemukan, artinya ia sudah meninggal atau itu disengaja. Ayo, cepat.

Moon Do : Bapak sanggup sendiri?

Gi Tae : Pergilah. Kau mesti pergi kini kalau ingin menemukannya sebelum info dimulai.

Moon Do memahami dan eksklusif pergi.

Bersambung ke part 4….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Spoiler] Find Yourself Episode 5

dianiopiari.com – Find Yourself Episode 5.Cong Xiao menemukan pacarnya juga berkencan dengan orang lain. Dia pergi menemui gadis lain dan m...