The Road : The Tragedy Of One Ep 8 Part 3

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 8 Part 3, Cara pintas untuk menerima spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Eun Soo menemui Jang Ho di rumah putih.

Sepertinya ini rumah putih yang berlawanan dari rumah putih wilayah Jung Wook dan Se Ra pesta narkoba.

Jang Ho membereskan sofa, mudah-mudahan Eun Soo sanggup duduk nyaman.

Jang Ho : Ini kali pertamamu kesini, kan? Aku sanggup saja mendatangimu. Silakan duduk. Kau mau minum? Ada kopi dan teh yang kamu suka.

Tapi Eun Soo membisu saja memandang Jang Ho.

Jang Ho lantas mendekati Eun Soo.

Eun Soo mulai murka dan meminta Jang Ho berkata jujur.

Jang Ho : Ada apa? Karena telepon tadi? Kenapa? Baek Soo Hyun menyampaikan sesuatu? Apa katanya?

Eun Soo : Kenapa kamu membicarakan dia? Kau memberitahunya? Kau berjumpa dengannya?

Jang Ho memegang tangan Eun Soo. Dia berupaya menerangkan kalau bukan dia.

Jang Ho : Aku tidak pernah melaksanakan hal seumpama itu.

Eun Soo : Katakan yang bahwasanya sekarang.

Jang Ho memegang kedua pundak Eun Soo.

Jang Ho : Akan kubereskan semuanya. Kau akan kondusif jikalau tetap di sisiku. Aku akan mengurus semuanya.

Eun Soo : Apa yang sanggup kamu lakukan? Aku tidak akan meninggalkanmu selama kamu menepati janji.

Jang Ho : Lalu, kenapa? Kenapa? Meski momen terakhir tiba, saya tidak akan menyakitimu. Tapi kenapa kamu terus menjauhiku dan meragukanku? Hidupku dipenuhi dirimu, namun dalam hidupmu, saya cuma seseorang yang menghalangimu? Begitu?

Jang Ho tersenyum pahit.

Dan Eun Soo nangis.

Lalu tak lama, Eun Soo dihubungi Soo Hyun.

Eun Soo mau menjawab, namun dihentikan keras oleh Jang Ho.

Jang Ho marah, apa arti Baek Soo Hyun bagimu? Kenapa kamu terus seumpama ini setiap namanya disebut? Akulah yang mencintaimu. Baek Soo Hyun tidak mencintaimu.

Eun Soo : Aku pergi sekarang.

Eun Soo beranjak pergi.

Jang Ho syok ditinggal Eun Soo.

Begitu Eun Soo pergi, Jang Ho eksklusif membuntuti Eun Soo.

Tapi Eun Soo gak sadar dibarengi Jang Ho.

Soo Hyun di dapur, mengontak Eun Soo.

Eun Soo : Yeobo, kamu baik-baik saja, kan?

Soo Hyun : Ya. Jae Yeol membuatmu kalut tanpa alasan. Aku tidak sanggup meneleponmu lantaran sedang menyelidiki.

Soo Hyun kemudian bertanya, Eun Soo dimana.

Eun Soo bohong. Dia bilang di rumah ayahnya.

Tapi kemudian, bunyi navigasi berbunyi.

“Belok kiri di depan.”

Sontak lah Eun Soo panic dan eksklusif speaker ponselnya dengan tangannya.

Tapi Soo Hyun udah keburu tahu Eun Soo bohong lantaran pesan Yeon Woo tadi.

Soo Hyun : Aku akan mampir besok pagi. Jaga Yeon Woo.

Eun Soo : Tidak. Aku akan menemuimu sekarang.

Eun Soo menutup teleponnya dan teringat kata-kata Jang Ho kalau Soo Hyun gak cinta sama dia.

Sementara Soo Hyun teringat kebohongan demi kebohongan Eun Soo.

Mulai dari Eun Soo yang mengaku sanggup banyak panggilan spam.

Lalu di saat beliau tanya apa terjadi sesuatu di perayaan simpulan hidup Jun Yeong hari ketiga.

Eun Soo bilang enggak.

Sampai kata-kata Eun Soo barusan yang ngaku di rumah Gi Tae, ditambah bunyi navigasi yang beliau dengar dan pesan Yeon Woo.

Hal itu bikin Soo Hyun merasa sesak. Soo Hyun kemudian beranjak dari dapur.

Moon Do menghadap Gi Tae.

Gi Tae : Soo Hyun kembali ke Royal The Hill?

Moon Do : Ya. Lokasi beliau berada sempurna sebelum ponselnya dimatikan yakni Yeongsan.

Gi Tae : Yeongsan? Setelah itu, Seok Hoon tiba ke galeri? Kita mesti menyelediki apakah berkas aslinya ada atau tidak.

Moon Do : Haruskah saya meminta Presdir Choi untuk menemuimu?

Gi Tae : Jika kita menekan ayahnya, saya percaya kita akan sanggup sesuatu.

Moon Do : Aku akan menghubunginya, Pak.

Tamu berikutnya ruang jagal Gi Tae yakni Nam Kyu.

Gi Tae pun eksklusif menyambut Nam Kyu yang sudah usang menunggunya.

Gi Tae : Astaga, Presdir Choi. Kau terlihat kurus dibanding kali terakhir kita bertemu.

Nam Kyu : Begitukah?

Gi Tae : Duduklah. Kau seumpama ini lantaran sibuk menggali lubang untuk diisi?

Nam Kyu agak terkejut mendengar perkataan Gi Tae.

Gi Tae : Ayolah. Uangku juga dipertaruhkan. Kau pikir saya tidak tahu?

Nam Kyu : Kami tidak kehilangan duit yang kamu investasikan. Perusahaan cangkang itu juga baik-baik saja. Melihatmu memanggilku kemari selarut ini, kurasa kamu ingin membicarakan dilema lain. Kau sanggup mengatakannya.

Gi Tae : Aku sanggup menyaksikan putrimu seumpama siapa. Dia seumpama denganmu. Itu perusahaanmu. Keputusan mengurus dananya ada di tanganmu. Tidak akan terjadi apa pun selama saya membiarkannya, namun jikalau saya buka mulut, perusahaanmu akan bangkrut.

Gi Tae kemudian berkata kalau beliau ingin Nam Kyu mencarikan sesuatu untuknya.

Gi Tae : …. dan beri tahu putrimu bahwa saya akan menepati janjiku.

Se Ra dibawa Seok Hoon ke kantor polisi.

Se Ra : Paman, kamu sudah menikah?

Seok Hoon : Hentikan omong kosong itu dan masuklah.

Se Ra menawan tangannya yang dipegangi Seok Hoon.

Se Ra : Aku akan memberimu nasihat. Jika punya keluarga atau seseorang yang ingin kamu lindungi, jangat ikut campur dalam kasus ini. Beri tahu Pimpinan juga. Jika sesuatu terjadi padaku, saya akan mengungkapkan berkas orisinil itu dan menegaskan siapa saja di negara ini melihatnya.

Seok Hoon kaget, berkas orisinil apa?

Seok Hoon pun ingat di saat beliau berjumpa Se Ra di galeri, beliau mengontak ponsel Seok Pil dan ponsel Seok Pil ada sama Se Ra.

Dia juga ingat kata2 Se Ra : Bagaimanapun juga, kamu tidak akan menerima apa pun di sana.

Lalu beliau ingat percakapannya dengan Soo Hyun tadi di pemakaman Jun Yeong.

Seok Hoon : Seperti biasa, kamu menyembunyikan sesuatu lagi.

Soo Hyun : Kau benar. Tapi entah seberapa banyak saya sanggup memercayaimu. Itu sebabnya saya tidak sanggup memberimu jawaban.

Flashback end..

Se Ra : Kurasa kamu tidak tahu apa-apa.

Tapi kemudian Se Ra menyadari hal yang ganjil.

Se Ra : Jika kamu tidak tahu apa-apa, bagaimana kamu sanggup menemukanku di sana?

Soo Hyun : Semoga kamu menyembunyikan berkas aslinya dengan baik.

Lalu Young Shin datang.

Seok Hoon : Bawa beliau ke ruang interogasi dan berikan ini ke tim forensik.

Seok Hoon memperlihatkan ponsel Seok Pil ke Young Shin untuk diselidiki.

Setelah itu beliau beranjak pergi.

Se Ra memandang kepergian Seok Hoon.

Shin Young menenteng Se Ra.

Shin Young : Kau tidak akan sanggup gampang lepas kali ini. Ikuti aku.

Se Ra : Tunggu sebentar.

Se Ra mendapatkan panggilan. Telepon dari ayahnya.

Se Ra : Ya, Ayah. Aku akan pulang telat hari ini.

Tapi kemudian Se Ra kaget.

Nam Kyu sendiri mengacak2 kamar Se Ra sambil bicara dengan Se Ra.

Nam Kyu : Di mana berkas aslinya? Di mana? Jika berkas itu hilang, Pimpinan Seo akan membunuh kita berdua! Segera hubungi saya kembali!

Gi Tae memegang senapannya.

Di belakangnya, berdiri Moon Do.

Gi Tae : Ini senapan yang kugunakan untuk perburuan pertamaku. Kau ingat?

Moon Do : Ya, saya ingat.

Gi Tae : Ada sesuatu yang kupelajari di saat memandang babi hutan besar itu. “Jika ragu, saya akan mati.” “Jika saya gagal, takdir akan memakanku hidup-hidup.” Kau ingat apa yang kulakukan di saat itu?

Moon Do : Bapak meninggalkan senapan itu dan lari.

Gi Tae : Benar. Syukurlah, saya kabur. Jika tidak secepatnya bertindak, saya niscaya sudah mati di sana. Maksudku yakni menembakkan senapan itu tidak senantiasa menjadi jawaban. Jika berkas orisinil itu selsai di tangan orang berbahaya, pelakunya mesti muncul. Tiga orang tewas, jadi, jikalau pelakunya muncul, orang-orang akan melalaikan berkas orisinil itu. Siapa yang mesti kusingkirkan? Seharusnya Direktur Bae Gyeong Sook. Itu balasan yang benar.

Moon Do terdiam.

Gi Tae : Ada apa? Kau merasa bersalah lantaran tidur dengannya?

Moon Do : Tidak, Pak. Aku cuma melakukannya untuk mengikuti perintahmu. Tapi bagaimana cara kita menghadapi Anggota Dewan Hwang?

Gi Tae : Untuk apa bertanya? Kesepakatannya yakni beliau mencarikanku berkas aslinya. Hubungi para pemilik perusahaan cangkang itu. Aku ingin siapa saja bicara besok.

Moon Do : Baik, Pak.

Gi Tae : Aku menghargai kerja kerasmu.

Moon Do : Terima kasih.

Di ruang kerjanya, Soo Hyun sedang mengunduh fail catatan dana gelap Grup Jegang.

Tak usang kemudian, Seok Hoon menghubunginya.

Seok Hoon eksklusif ke intinya, tanpa basa-basi. Dia tanya, dimana berkas aslinya. Apakah Soo Hyun memilikinya.

Soo Hyun : Pimpinan Seo memberitahumu?

Seok Hoon : Berhentilah berkhayal. Choi Se Ra tidak sengaja membocorkan keterangan itu. Sampai kapan kamu akan meragukanku? Keraguanmu mengacaukan penyelidikan!

Soo Hyun : Aku mempunyai berkas aslinya. Aku menyaksikan Se Ra menyembunyikannya. Aku tidak tahu di mana dan bagaimana beliau sanggup mendapatkannya.

Seok Hoon : Seo Jung Wook tidak tahu apa pun soal itu, artinya ada kaki tangan lain.

Soo Hyun : Seo Jung Wook akan goyah begitu beliau tahu Se Ra berupaya keluar dari dilema ini sendirian. Itu akan menolong investigasimu.

Seok Hoon : Aku lega kesudahannya kamu menegaskan untuk melakukan pekerjaan sama denganku.

Pembicaraan selesai.

Dan pengunduhan juga selesai.

Soo Hyun kemudian mendengar bunyi pintu dibuka.

Dia eksklusif berdiri menuju pintu ruang kerjanya.

Eun Soo masuk. Soo Hyun minta maaf lantaran sudah menghasilkan Eun Soo cemas.

Lah Eun Soo nya marah.

Eun Soo : Aku tahu kamu tidak sedang menyelidiki. Apa yang kamu lakukan? Ini alasannya kamu tiba-tiba membicarakan piknik kemarin?

Soo Hyun : Tenanglah.

Eun Soo : Teganya kamu melakukannya. Teganya kamu membodohiku seumpama ini. Berapa banyak lagi yang mau kamu semnbunyikan dariku? Sebenarnya apa rahasiamu?

Soo Hyun pun membalikkan kata-kata Eun Soo.

Soo Hyun : Yang dimiliki semua orang. Hanya itu. Kau juga memilikinya.

Eun Soo tersindir dengan kata-kata Soo Hyun.

Eun Soo : Apa maksudmu?

Lalu bunyi staf keselamatan terdengar di layar intercom.

Soo Hyun mendekat, ya?

Staf bilang saudara Soo Hyun datang.

“Namanya Oh Jang Ho.”

Sontak lah Eun Soo eksklusif balik tubuh dan gugup.

Soo Hyun memandang Eun Soo dengan tatapan kecewa dan juga marah.

Soo Hyun pun beranjak pergi untuk menemui Jang Ho.

Dia berlangsung kaki menuju gerbang keluar.

Dalam perjalanan, beliau teringat sama bekas kecupan di leher Eun Soo.

Lalu beliau membayangkan Eun Soo dan Jang Ho bercinta di ranjang.

Soo Hyun : Tidak. Itu tidak akan pernah terjadi.

Begitu menyaksikan Jang Ho, Soo Hyun eksklusif melabrak Jang Ho.

Soo Hyun : Sudah kuperingatkan jangan pernah memperlihatkan dirimu. Beraninya kau!

Jang Ho : Beraninya kamu mengacaukan semuanya untukku. Kenapa senantiasa kau! Kenapa! Apa lagi yang mesti kamu lakukan?

Soo Hyun : Bukankah menyiksa kami sudah cukup?

Jang Ho : Kau yang menyiksanya, bukan aku. Memang ada cinta? Selain dirimu dan beritamu, memang kamu memedulikan hal lain?

Soo Hyun : Tutup mulutmu! Pikirmu kamu berhak mengatakannya?

Jang Ho bilang beliau berhak lantaran beliau ayah kandung Yeon Woo.

Sontak lah mendengar itu, Soo Hyun terkejut dan eksklusif menonjok Jang Ho.

Gi Tae menyelimuti Yeon Woo.

Tapi Yeon Woo terbangun dan mencari ibunya.

Gi Tae : Kakek niscaya membangunkanmu.

Yeon Woo : Tidak. Di mana ibu? Dia belum datang?

Gi Tae lantas duduk di bersahabat Yeon Woo.

Gi Tae : Dia ada di rumahmu. Agar beliau sanggup menghabiskan waktu dengan ayahmu, kita mesti sedikit mengalah.

Soo Hyun dan Jang Ho masih ribut.

Soo Hyun bilang Jang Ho menentukan memakai narkoba dibandingkan dengan memedulikan Yeon Woo.

Soo Hyun : Kau sendiri yang menjualnya. Bisa-bisanya kamu menyampaikan kamu ayahnya.

Jang Ho : Setelah ibunya, Eun Ho, meninggal, saya merasa tersiksa hingga mati, namun kamu manfaatkan rasa bersalahku untuk merebutnya dariku.

Soo Hyun : Kenapa kamu menyalahkanku? Rasa bersalah itu. Setelah meninggalkan Yeon Woo bareng kami, apa yang kamu jalankan dengan duit dari Pimpinan Seo? Kau bersumpah tidak akan menemui Yeon Woo lagi. Kau juga memakainya untuk narkoba. Setelah kamu mengacaukan semua itu, kamu menyiksa kami semua, meminta Yeon Woo kembali.

Jang Ho : Tidak. Aku tidak pernah melakukannya

Soo Hyun : Jika kamu mempertimbangkan Yeon Woo, jangan pernah timbul lagi. Aku ayahnya.

Jang Ho : Kalau begitu, berikan Eun Ho kepadaku. Setidaknya biarkan saya mempunyai Eun Ho.

Soo Hyun kaget, apa?

Lalu Jang Ho menyaksikan Eun Soo.

Jang Ho : Eun Ho-ya, ikutlah denganku. Ya?

Sontak lah Soo Hyun menoleh ke Eun Soo. Dan beliau terkejut Jang Ho mengundang Eun Soo dengan nama Eun Ho.

Eun Soo lantas menyampaikan bahwa Eun Ho sudah meninggal.

Soo Hyun pun lari ke Eun Soo.

Soo Hyun : Kau tidak boleh berada di sini. Ayo masuk.

Soo Hyun mengajak Eun Soo masuk, namun Eun Soo nya terus memandang Jang Ho, seolah ada cinta untuk Jang Ho di hatinya.

Tak usang kemudian, Eun Soo berlari masuk ke dalam sambil menangis.

Soo Hyun mematung memandang Eun Soo.

Jang Ho memerintahkan Soo Hyun mengejar-ngejar Eun Soo.

Jang Ho : Dia menangis. Dia Eun Soo-mu.

Maka Soo Hyun pun mengejar-ngejar Eun Soo.

Eun Soo : Jika ingin menanyakan sesuatu jalankan sekarang.

Tapi Soo Hyun yang takut akan kenyataan menentukan tidak bertanya.

Eun Soo pun menceritakannya.

Eun Soo : Beberapa tahun lalu, saya berjumpa dengannya berulang kali tanpa sepengetahuanmu.

Soo Hyun : Kau tidak perlu menjelaskan.

Eun Soo : Dia terlihat putus asa, saya tidak sanggup menolak. Kubiarkan beliau makan di luar dengan Yeon Woo. Setelah itu…

Soo Hyun : Dia ayah kandung Yeon Woo. Dia suami adikmu, Eun Ho.

Eun Soo : Maafkan aku.

Soo Hyun : Jangan minta maaf. Kau hanya…

Eun Soo : Aku akan pergi sendiri dari sini.

Eun Soo berbalik dan mau pergi.

Soo Hyun : Kau mau kemana?

Eun Soo : Menemui Yeon Woo. Ke wilayah saya harusnya berada.

Seo Young dan Yeo Jin di bar.

Yeo Jin : Bagaimana rasanya? Akhirnya duduk di kursi yang kamu idamkan.

Seo Young : Aku tidak mengharapkan apa pun lagi. Berkat kau, orang akan mengingat Jun Yeong sekarang. Itu sudah cukup.

Yeo Jin : Kau tidak perlu mengatakannya kepadaku. Setidaknya saya tidak akan menghakimimu.

Seo Young : Mari kita rayakan.

Mereka bersulang.

Yeo Jin : Mulai besok, Soo Hyun akan mengembara.

Seo Young : Ada yang ingin kutanyakan. Siapa koneksimu selain Anggota Dewan Hwang?

Yeo Jin : Aku tak mempunyai argumentasi lagi untuk menyembunyikannya. Pimpinan Seo.

Tapi Seo Young biasa aja mendengarnya.

Seo Young : Sekarang, meski naik lebih tinggi, saya tidak perlu takut jatuh.

Yeo Jin lantas memegang tangan Seo Young.

Yeo Jin : Kau mesti pulang malam ini?

Seo Young : Aku mesti meniadakan video itu untuk memperlihatkan apresiasiku. Haruskah kita pergi?

Seo Young mau pergi, namun Yeo Jin menahan Seo Young.

Yeo Jin masih ingin bareng Seo Young.

Tapi Seo Young tetap pergi.

Di ruangannya, Jang Ho tengah memandang slide foto-foto Eun Ho di layar raksasa.

Si perempuan berambut pendek ternyata yakni Eun Ho.

Disana juga ada foto-foto Eun Soo.

Jang Ho : Sudah kubilang. Hanya saya yang mencintaimu.

Hingga akhirnya, layarnya tidak memperlihatkan foto-foto Eun Ho lagi.

Jang Ho mulai menangis.

Dan Eun Soo tengah berdoa.

Soo Hyun terbaring di lantai dengan botol obatnya juga botol miras disampingnya.

Hari sudah pagi. Hari ke-7 sehabis peristiwa Jun Yeong.

Tak usang kemudian, ponsel Soo Hyun berbunyi.

“Halo? Siapa ini? Kau bilang hotel? Mobilku di sana? Aku akan secepatnya ke sana.”

Maka Soo Hyun eksklusif bergegas ke hotel tersebut dengan mobilnya.

Soo Hyun teringat kata-kata si petugas hotel.

“Aku mengontak nomor yang terdaftar di pemesanan, namun tidak aktif. Jadi, kami mengontak nomor di kartu STNK. Kau pemilik kendaraan beroda empat ini?”

Soo Hyun pergi ke hotel yang dihadiri Eun Soo dan Jang Ho terakhir kali.

Petugas resepsionis memperlihatkan bon parkir kendaraan beroda empat Eun Soo.

Soo Hyun : Siapa tamunya?

Tapi petugas hotel tak sanggup menginformasikan Soo Hyun lantaran instruksi etik.

Petugas kemudian memperlihatkan kunci kendaraan beroda empat Eun Soo.

Sekarang, Soo Hyun di kendaraan beroda empat Eun Soo.

Dia memandang ke arah kamera blackbox dan memberanikan diri untuk memeriksanya.

Tak usang sehabis memeriksa, Soo Hyun terkejut mendengar percakapan Jang Ho dan Eun Soo.

Eun Soo : Baguskah?

Jang Ho : Ya. Itu rumah di atas sana. Terima kasih atas tumpangannya. Kau sanggup tidur? Kau tidak tidur tadi.

Eun Soo : Keluar. Tunggu hingga saya meneleponmu.

Jang Ho : Aku bahagia sanggup berjumpa denganmu.

Lalu Soo Hyun menyelediki GPS Eun Soo. Dia mau tahu kemana tujuan terakhir Eun Soo.

Dan beliau terkejut menerima suatu alamat disana.

Maka Soo Hyun bergegas pergi dengan wajah marah.

Nam Kyu terduduk lemas di makam Jun Yeong.

Dia lemas sehabis menyaksikan patung di makam Jun Yeong kosong, tak ada berkas asli.

Bersambung ke part 4…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Spoiler] Find Yourself Episode 5

dianiopiari.com – Find Yourself Episode 5.Cong Xiao menemukan pacarnya juga berkencan dengan orang lain. Dia pergi menemui gadis lain dan m...